1.1.
Impedansi Masukan
Impedansi masukan op-amp adalah tak berhingga, namun dalam
kenyataannya hanya mencapai 1 MΩ atau lebih. Beberapa op-amp khusus
ada yang memiliki impedansi masukan 100 MΩ,
Makin tinggi impedansi masukan, makin
baik penampilan op-amp tersebut.
1.2.
Impedansi Keluaran
Impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda-beda
untuk setiap op-amp. Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm.
Untuk kebanyakan pemakaian impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp
akan berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai
macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang
rendah op-amp akan berfungsi sebagai piranti penyesuai tegangan.
1.3.
Arus Bias Masukan
Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga besarnya,
sehingga seharusnya tak ada arus masukan, pada khususnya dalam ordo pikoampere
sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini dikenal sebagai arus bias
masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan op-amp, sehingga mempengaruhi
keluaran. Pada umumnya kian rendah bias masukan, kian rendah pula kelabilannya.
Op-amp yang menggunakan transistor efek medan (FET) pada masukan-masukannya
memiliki arus bias masukan terendah.
1.4.
Tegangan Offset Keluaran
Tegangan offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh
arus bias masukan. Bila tegangan kedua masukan sama besar, keluaran op-amp akan
nol volt. Namun jarang ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada
keluarannya akan ada sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan
teknik penolan offset, yaitu dengan menambahkan arus atau tegangan offset
masukan.
1.5.
Arus Offset Masukan
Kedua arus masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan
keluaran nol. Tapi ini tidak mungkin,
karena itu harus ditambahkan arus offset masukan untuk menjaga supaya keluaran
tetap nol volt. Untuk memperoleh keluaran nol volt sebuah masukan mungkin
menarik arus lebih besar daripada lainnya. Arus offset ini dapat mencapai 20
mA.
1.6.
Tegangan Offset Masukan
Tegangan keluaran op-amp nol manakala tegangan tegangan kedua
masukan nol. Namun berkenaan dengan penguatan op-amp yang tinggi, adanya
sedikit ketakseimbangan dalam rangkaian akan mengakibatkan munculnya tegangan
keluaran. Dengan memberikan sedikit tegangan offset pada masukkannya, tegangan
keluaran dapat dinolkan lagi
1.7.
Penolan Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan tegangan off-set
masukan untuk mnolkan kembali tegangan keluaran. Berikut ini adalah urutan cara
penolan tegangan keluaran:
a. Pastikan bahwa rangkaian telah
dilengkapi dengan komponen yang dibutuhkan, termasuk rangkaian penolan.
b. Perkecil sinyal masukan sampai nol. Bila
resistor masukan seri kira-kira 1% lebih tinggi daripada impedansi sumber
sinyal, tak perlu diapa-apakan lagi keadaan ini. Bila resistor seri sama atau
lebih kecil daripada impedansi sumber, gantilah setiap sumber dengan resistor
yang sepadan dengan impedansinya.
c. Hubungkan beban pada terminal
keluaran.
d. Masukkan catu tegangan DC dan tunggu
beberapa saat sampai rangkaian mantab keadaannya.
e. Hubungkanlah sebuah voltmeter yang
peka (mampu memberikan pembacaan sampai beberapa milivolt) atau osiloskop yang
dikopel DC pada beban untuk membaca tegangan keluaran (Vout).
f. Putarlah
resistor variabel sampai Vout terbaca nol.
g. Lepaskan setiap komponen tambahan
pada masukan dan hubungkan kembali masukan-masukan sumber, pastikan tidak
menyentuh resistor pengatur tegangan offset.
1.8.
Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua piranti solid state,
tak terkecuali op-amp. Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih
rentan terhadap pengaruh ini dibandingkan dengan rangkaian AC. Perubahan
temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan offset., inilah
yang disebut geseran (drift). Drift yang disebabkan temperatur akan mengganggu
setiap tidak keseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya, akibatnya pada
keluaran akan terjadi kesalahan.
1.9.
Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran
fasa antar rangkaian internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian
sinyal keluaran akan diumpankan kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi
osilasi. Tidak jarang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, secara
internal atau eksternal, tujuannya untuk mencegah osilasi ini dengan jalan
menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.
1.10.
Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimum
tegangan keluaran op-amp. La
Op-amp LM 741 mempunyai laju lantingan 0,5/μs, yang berarti tegangan keluaran maksimum dapat berubah 0,5
V dalam waktu 1 μs.
Kapasitansi membatasi kemampuan “pelantingan” ini dan
keluaran akan mengalami penundaan setelah diumpankan masukan. Pada
frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi,
pembatasan laju lantingan lebih sering terjadi. Op-amp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar jalur
yang lebih besar.
1.11.
Tanggapan Frekuensi
Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan
yang diberikan pabrik biasanya dinyatakan dalam nol Hertz atau DC. Dalam modus
lup terbuka bila frekuensi naik 10 kali lipat maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya.
1.12.
Perkalian Penguatan Lebar Jalur
Perkalian penguatan Lebar Jalur atau gain bandwith produk
(GBP) sama saja dengan dengan frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya
memberitahu kita akan frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan
kita menentukan lebar jalur.
GBP = penguatan x
lebar-jalur = frekuensi penguatan satu
= 100 x 10 KHz
= 1.000.000 Hz ( 1 MHz)
atau
GBP = 10 x 100 KHz =
1.000.000 Hz ( 1 MHz)
Karena itu bila kita ingin mengetahui batas frekuensi atau
lebar jalur suatu rangkaian dengan penguatan sebesar 100, frekuensi penguatan 1
dibagi dengan penguatannya.
Lebar jalur =
BW
=
= 10 KHz
1.13.
Derau
Derau luar dijangkitkan oleh piranti listrik atau berasal
dari derau bawaan komponen-komponen elektronik (resistor, kapasitor, dan
sebagainya) yang beroperasi daerah frekuensi 0,01 Hz sampai beberapa MHz. Derau
luar dapat ditindas apabila rangkaian dirakit dengan benar. Derau internal
op-amp ditimbulkan oleh komponen-komponen internal arus bias dan juga drift.
1.14.
Common Mode Rejection Ratio
CMRR adalah suatu sifat yang bertalian dengan penguat
diferensial. Bila tegangan-tegangan yang sama fasanya diumpankan ke dalam
masukan-masukan penguat, keluaran akan nol.
1.15.
Perlindungan Hubung Singkat
Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila
keluarannya terhubung singkat ke bumi, +V atau –V dari sumber catu.
1.16.
Pembatasan Listrik
Seperti peralatan listrik lainnya op-amp memiliki ketentuan
agar dapat bekerja dengan benar dan tidak terjadi kerusakan. Tarif maksimum
absolut ditentukan untuk catu daya, disipasi daya, tegangan masukan
diferensial, lama hubung singkat, kisar temperatur penyimpan dan kisar
temperatur pengoperasian.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar